Kisah Pilu Akbar Firmansyah Warga Adiarsa, Keliling Gedung Dewan Cari Biaya Pengobatan Anaknya yang Mengidap T

Kisah Pilu Akbar Firmansyah Warga Adiarsa, Keliling Gedung Dewan Cari Biaya Pengobatan Anaknya yang Mengidap T

INILAH kisah pilu Akbar Firmansyah, warga Adiarsa, ia keliling DPRD Karawang untuik cari biaya pengobatan anaknya yang mengidap tumor ganas. "Saya rela kalau harus jual ginjal demi anak," ujarnya. Inilah kisah pilu Akbar Firmansyah yang membutuhkan uluran tangan dermawan di daerah ini.  Kisah pilu Akbar Firmansyah terekam KBE saat siang (27/7) kemarin, ia  mengetuk semua pintu ruangan di Gedung DPRD Karawang. Ia datang membawa berkas berisi riwayat pemeriksaan kesehatan anaknya dan berharap para wakil rakyat bisa membantu mencari jalan kesehatan bagi sang anak. Akbar mengaku sudah melakukan segala hal demi kesembuhan sang anak. Dia sudah kehilangan pekerjaannya di pabrik, menjual harta bendanya, bahkan ia mengaku sudah tak punya waktu lagi untuk sekedar tidur nyenyak dan beristirahat. Sebab anaknya, Muhammad Abi Firmansyah (5) sudah setahun mengidap penyakit tumor Papilom Laring. Baca Juga: Kisah Inspirasif Pemuda Desa di Kecamatan Telagasari, Ajak Anak Muda ‘Melek Literasi’ Lewat Program OMOB Akbar bercerita, sejak bulan Mei 2021 lalu, dunia seperti sudah tak berputar baginya. Tepas saat itu, anaknya yang masih balita harus bolak-balik kamar operasi agar tetap bisa bernafas. Abi, anak Akbar, sudah tak bisa bernafas melalui hidung. Setiap seminggu sekali, tumor disaluran pernafasannya harus ditangani oleh dokter agar ia tetap bisa bernafas. Kata Akbar, semua biaya pengobatan anaknya sudah ditanggung pemerintah melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun, untuk biaya pulang pergi dari Karawang ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Akbar harus merogoh kocek sendiri setiap minggunya. “Setiap minggu saya harus pegang uang minimal Rp.500 ribu, itu hanya cukup untuk pulang pergi ke RSHS. Selama setahun setiap minggu harus rutin, saya sudah habis-habisan demi kesembuhan Abi,â€ kata Akbar dengan raut wajah muramnya di depan Gedung DPRD Karawang, kemarin (27/7). Warga Kelurahan Adiarsa Barat, Kecamatan Karawang Barat ini sudah setahun bekerja serabutan. Maklum saja, ia tak bisa bekerja ke pabrik lagi karena harus selalu berada di samping anaknya yang sedang sakit. Akbar mengaku nekad mengetuk semua pintu ruangan wakil rakyat demi mendapatkan bantuan. Setidaknya, ia tidak meminta uang. Akbar hanya membutuhkan trasnportasi yang layak untuk antar pulang pergi dia dan anaknya ke RSHS Bandung. Kalau sudah mendesak dan tak ada uang, Akbar terpaksa membonceng anak dan istrnya menggunakan sepeda motor pulang pergi Karawang-Bandung. Karena semakin sering pulang pergi motoran Karawang-Bandung. Akbar dan istrinya pun jadi ikutan sakit. Karena kelelahan dan muncul benjolan di bokong akbar akibat terlalu lama menahan beban diperjalanan. “Saya sempat putus asa, bahkan demi allah saya sempat berfikir, saya siap kalau harus jual ginjal, asal anak saya sembuh,â€ ucap Akbar. Akbar mengakui, orang-orang di sekitarnya sangat baik dan sudah membantu banyak demi keberlangsungan hidup anaknya. Termasuk, Pemerintah Kabupaten Karawng yang sudah memfasilitasi pengobatan gratis untuk Abi anaknya. Akbar juga mengakui, selama setahun ini bantuan banyak datang dari segala penjuru. Namun, itu tetap tidak cukup untuk biaya pengobatan Abi yang minimal menghabiskan Rp. 500 ribu per minggu hanya untuk ongkos. “Saya sudah minta ke dewan, saya pernah minta bantuan ke ibu bupati, ke pak wabup juga. Tapi belum menemukan solusi dari masalah ini,â€ kata Akbar sambil menenteng berkas berisi foto-foto pengobatan anaknya. “Makanya terpikir harus jual ginjal, atau apa pun demi Abi sehat lagi,â€ timpalnya. Akbar bertutur, ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri, tidak akan menyerah memperjuangkan kesehatan anak keduanya itu. Bahkan, di tengah-tengah himpitan ekonomi dan desakan dari keluarga. Akbar mengaku akan terus mencari biaya untuk ongkos pengobatan anaknya. Sekali pun itu dengan cara-cara yang kurang sopan. Seperti mengetuk semua pintu ruangan pejabat di Pemda Karawang. “Ibu bupati, pak wabup, pak dewan, saya hanya minta tolong sediakan kendaraan untuk anak saya pulang pergi berobat. Saya siap bekerja apa saja, tapi tolong bawa anak saya ke rumah sakit,â€ pintanya. Akbar bersama sang istri punya tiga orang anak. Anak sulungnya saat ini baru menginjak kelas tiga SMK. Yang sedang sakit itu anak nomor dua, Abi, yang baru menginjak lima tahun. Sementara anak terakhirnya masih bayi, baru usia 19 bulan. Akbar sekarang kerjanya serabutan, pekerjaan apa pun ia ambil selagi halal dan asal ada uangnya. Akbar, istri, dan anak-anaknya saat ini terpaksa tinggal bersama mertua di Desa Purwadana. Sebab, ia sudah setahun di usir dari kontrakan karena sudah tak mampu membayar. (wajyudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: